(Selamat Datang
Ramadhan)
Bulan Ramadhan yang kita rindukan
telah datang. Inilah saatnya bagi kita untuk menunaikan kewajiban puasa yang
merupakan salah satu rukun Islam, sekaligus membina diri kita menjadi mukmin
yang bertaqwa. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripada 1000
bulan (83 tahun 4 bulan) yaitu malam Lailatul Qadar. Allah SWT menjanjikan
pahala yang besar, rahmat, ampunan dan pembebasan dari api neraka, bagi orang-orang
beriman yang mengisi hari-hari di bulan Ramadhan dengan menjalankan puasa,
shalat tarawih (qiyamu ramadhan) dan amal-amal kebaikan lainnya.
Firman Allah dalam Al-Qur’an yang artinya:
“Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah : 183)
Sabda
Rasulullah SAW yang artinya:
“Barangsiapa
berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala (dari Allah), niscaya
diampuni dosanya yang telah lalu.” (Hadits Muttafaqun ‘Alaih)
Rasulullah
SAW bersabda yang artinya:
“Allah
berfirman: ‘Puasa itu untuk-Ku dan Aku langsung membalasnya… Orang yang
berpuasa mendapatkan dua kebahagiaan, yaitu kebahagiaan saat berbuka puasa dan
kebahagiaan ketika berjumpa dengan Tuhannya.” (Hadits Muttafaqun ‘Alaih)
Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Telah
datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan. Allah mengunjungimu pada
bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan do’a.
Allah melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan ini dan Dia membanggakanmu
kepada para malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari
dirimu. Sesungguhnya orang yang sengsara adalah orang yang tidak mendapatkan
rahmat Allah di bulan ini.” (HR. Ath-Thabrani, dan periwayatnya terpercaya)
Setiap orang yang beriman sudah semestinya
mempersiapkan diri sebaik-baiknya, agar dapat meraih kemenangan dalam
mengendalikan nafsu, giat berlomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat),
dan insya Allah mendapatkan ridho-Nya serta surga-Nya kelak di akhirat. Amin.
Pengertian Puasa
Puasa atau shiyam adalah menahan diri dari makan, minum dan
berhubungan suami-istri, mulai dari terbit fajar yang kedua (fajar shadiq)
sampai terbenamnya matahari (Maghrib).
Firman
Allah SWT yang artinya:
“… dan
makan-minumlah hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.
Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (tiba) malam…” (QS. Al-Baqarah : 187)
Termasuk dalam pengertian puasa adalah menjaga anggota tubuh dari
perbuatan dosa, karena dosa dapat menyebabkan rusak atau hilangnya pahala
puasa. Karenanya orang yang berpuasa juga harus menjaga lisannya dari perkataan
yang diharamkan (seperti berdusta, menyebutkan keburukan orang lain, melaknat,
atau mencaci maki), menjaga pendengarannya dari mendengarkan yang haram atau
tercela, menundukkan pandangan dan menahannya dari hal-hal yang haram untuk
dilihat, serta menjaga seluruh anggota tubuh lainnya dari berbuat dosa, agar
puasanya menjadi baik dan diterima oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Barangsiapa
tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, maka Allah tidak butuh
terhadap puasanya dari makan dan minum.” (HR. Bukhari, Ahmad dan lainnya)
Waktu Pelaksanaan Puasa
Ramadhan
Puasa Ramadhan wajib dikerjakan setelah terlihatnya hilal (bulan
baru) di akhir bulan Sya’ban, atau apabila hilal tidak terlihat maka
setelah bulan Sya’ban genap 30 hari. Kesaksian dari satu orang yang terpercaya
menjadi dasar penetapan awal Ramadhan. Penetapan akhir Ramadhan apabila telah
terlihat hilal di akhir bulan oleh dua orang yang terpercaya.
Yang Diwajibkan Berpuasa
Ramadhan
Puasa Ramadhan wajib bagi setiap muslim yang baligh (dewasa), berakal
(mampu membedakan baik-buruk) dan mampu untuk berpuasa. Orang yang telah
memenuhi syarat wajib untuk berpuasa di bulan Ramadhan, tetapi kemudian ia
tidak berpuasa tanpa alasan yang dibenarkan oleh agama, walaupun hanya satu
hari, maka ia mendapat murka Allah SWT dan ia tidak akan bisa menebusnya
walaupun dengan puasa seumur hidupnya. Anak-anak sebaiknya disuruh berpuasa
jika sudah cukup kuat, agar terlatih dan membiasakan dirinya.
Syarat Sahnya Puasa
Syarat sahnya puasa selain telah memenuhi syarat wajib di atas, adalah
bagi wanita tidak sedang haid atau nifas, dan berniat untuk puasa di malam hari
(sebelum fajar).
Rasulullah
SAW bersabda yang artinya:
“Barangsiapa
yang tidak berniat puasa pada malam hari sebelum fajar, maka tidak sah
puasanya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, An-Nasa’i dan At-Tirmidzi, dengan
sanad shahih)
Yang Diperbolehkan Tidak Berpuasa
1. Orang sakit yang berbahaya
baginya jika berpuasa dan orang yang bepergian yang boleh baginya meng-qasar
shalat. Tidak berpuasa bagi mereka adalah afdhal (lebih utama) dengan
kewajiban menggantinya (qadha). Tetapi jika mereka berpuasa maka puasa
mereka sah dan mendapat pahala.
2. Wanita hamil dan menyusui
diperbolehkan tidak berpuasa, tetapi jika berpuasa tetap sah. Jika sang ibu
tidak berpuasa karena khawatir atas kesehatan diri sendiri maka wajib meng-qadha.
Tetapi jika karena khawatir akan kesehatan anaknya, dia wajib meng-qadha
serta memberi makan seorang miskin untuk setiap hari yang ditinggalkannya.
3. Orang yang tidak kuat berpuasa
karena sangat tua/lemah, atau sakit parah yang sedikit harapannya untuk sembuh,
boleh baginya tidak berpuasa dan menggantinya dengan memberi makan seorang
miskin untuk setiap hari yang ditinggalkannya.
Penyebab Batalnya Puasa
1. Makan
atau minum dengan sengaja walaupun sedikit, termasuk masukan ke dalam tubuh
dengan cara lain seperti infus atau tranfusi darah; jika makan atau minum
disebabkan lupa atau dipaksa maka tidak batal puasanya.
2. Berhubungan
suami-istri atau keluar air mani dalam keadaan terjaga, apapun penyebabnya;
jika mani keluar karena mimpi maka tidak membatalkan puasa.
Berhubungan
suami-istri di siang hari bulan Ramadhan selain membatalkan puasa, juga
menyebabkan pelakunya harus membayar kaffarat (denda) yaitu membebaskan
budak, atau jika tidak mampu maka berpuasa dua bulan secara berturut-turut,
atau jika tidak mampu maka memberi makan 60 orang miskin.
3. Keluarnya
darah haid atau nifas; jika seorang wanita yang berpuasa mendapati keluarnya
darah tersebut sebelum terbenam matahari, maka batal puasanya.
4. Muntah
dengan sengaja (melakukan sesuatu yang menyebabkan dirinya muntah); muntah yang
tidak disengaja tidak membatalkan puasa.
5. Murtad
(keluar dari agama Islam).
Sunnah Puasa
1. Makan
sahur, dan mengakhirkan sahur hingga akhir malam selama tidak khawatir terbit
fajar.
2. Segera
berbuka puasa jika matahari telah terbenam, dan membaca do’a saat berbuka.
3. Memperbanyak
amal kebaikan, terutama mendirikan shalat lima waktu dan sebaiknya dilakukan
berjama’ah, membaca Al-Qur’an dan mengkaji kandungannya, menunaikan zakat,
bermurah hati dengan banyak infaq/sedekah, memperbanyak shalat sunnah khususnya
shalat tarawih, i’tikaf (menetap di masjid untuk ibadah), membersihkan
hati dengan dzikir, serta giat melakukan amal-amal shalih lainnya.
4. Menghidupkan
sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan dengan i’tikaf, shalat malam, membaca
Al-Qur’an, dzikir, doa, taubat dan istighfar, serta berusaha untuk mendapatkan
Lailatul Qadar dengan ibadah-ibadah tersebut.
Sabda
Rasulullah SAW yang artinya:
“Carilah
Lailatul Qadar pada (bilangan malam) ganjil dari sepuluh hari terakhir di bulan
Ramadhan.” (HR. Bukhari-Muslim)
Manfaat atau Hikmah Puasa
Puasa memiliki beberapa manfaat atau hikmah ditinjau dari
berbagai sisi, diantaranya:
1. Hikmah
puasa yang paling utama secara kejiwaan adalah membiasakan sabar, menguatkan
kemauan, melatih pengendalian diri, serta membentuk ketakwaan yang kokoh.
Terkait dengan hal ini, puasa dapat membantu untuk meninggalkan kebiasaan yang
kurang baik atau berdampak buruk, seperti merokok. Barangsiapa meninggalkan
sesuatu hal karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan yang lebih
baik.
2. Manfaat
puasa secara sosial adalah membiasakan umat untuk berlaku disiplin, bersatu
dalam persamaan derajat, melahirkan perasaan kasih sayang dan mendorong untuk
berbuat kebajikan, serta menjaga dari kejahatan dan kerusakan.
3. Ditinjau
dari sisi ilmu kesehatan, puasa memungkinkan tubuh untuk membersihkan dan
memperbaiki kerja sistem pencernaan, membersihkannya dari sisa/ endapan
makanan, dan mengurangi lemak.
4. Termasuk
manfaat puasa ialah mengendalikan nafsu. Jika nafsu dibiarkan berlebihan maka
akan merusak diri sendiri, menyebabkan enggan mensyukuri nikmat Allah,
mengakibatkan kelengahan, bahkan dapat mendorong untuk berbuat maksiat atau
kejahatan.
5. Puasa
dapat membantu melembutkan hati dan menjernihkan pikiran, sehingga mudah
diarahkan untuk berfikir dan berdzikir.
6. Menahan
diri dari menikmati karunia Allah berupa makanan dan minuman saat berpuasa,
akan memberi kesadaran untuk senantiasa bersyukur atas nikmat kecukupan hidup
yang diberikan Allah, serta mendorong untuk membantu orang-orang yang
kekurangan.
Kang Maman
dari berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar